Siapa yang tidak kenal
black tea (teh hitam, oolong tea (teh oolong), dan green tea (teh hijau).
Ketiga jenis teh ini sudah tak asing dikalangan penikmat teh di Indonesia.
Tapi belum banyak yang
tahu bahwa ada jenis teh lain yaitu white tea (teh putih), diakui memiliki
antioksidan paling tinggi di antara jenis teh lainnya. Seperti yang kita tahu,
antioksidan yang tinggi bisa mencegah penyakit kanker dan sebagai antivirus. White
Tea juga diproduksi dan diekspor oleh Indonesia, bahkan kini menjadi ikon dari
Indonesian Tea.
Teh
putih (white tea) merupakan jenis teh yang masih terdengar asing, terutama
apabila dibandingkan dengan popularitas teh hitam dan teh hijau. Kurang
populernya teh putih bukan tanpa sebab, karena teh tersebut ternyata merupakan
jenis teh yang paling langka dan paling mahal di dunia. Harganya yang tinggi
menjadikan teh putih kadang digunakan sebagai simbol status sosial seseorang.
Karena harga yang tinggi itu pula yang menyebabkan tidak banyak orang
mengkonsumsinya sehingga kurang populer.
Nama white tea diambil
dari kuncup daun teh termuda yang masih menggulung, yang setelah dikeringkan
berwarna putih keperakan dan mengkilat dari bulu bulu yang menyelimutinya,
bentuknya pun runcing menyerupai jarum sehingga biasa dinamai silver needle.
Semakin banyak bulu dan semakin ke ujung pucuk teh, mencirikan semakin tinggi
antioksidan nya.
White Tea berbeda dengan
green tea, oolong tea, dan black tea yang menggunakan 2 daun atau lebih di
bawahnya. Proses black tea menggunakan proses pengolahan oksidasi enzimatis
atau fermentasi penuh, sedangkan green tea dan white tea tidak melalui proses
ini. Meskipun begitu, green tea tidak memiliki aroma sama sekali dan rasanya
cenderung pahit, tidak seperti white tea yang memiliki rasa lembut dan
menyegarkan, beraroma wangi, serta antioksidan (polifenol dan katekin) paling
tinggi.
Teh putih mungkin dapat
menghambat mutasi DNA (yang berpotensi kanker menyebabkan perubahan dalam bahan
genetik), bahkan lebih efisien daripada teh hijau, menurut penelitian tahun
2000 yang menguji empat varietas teh putih (Silver Needle, Flowery Pekoe, Mutan
White, dan Exotica China White).
Dalam penelitian berbasis
hewan yang diterbitkan tahun berikutnya, para peneliti menemukan bahwa teh
putih mungkin merupakan inhibitor kuat dari aberrant crypts (tanda awal kanker
usus)
Sumber :
Thanks for reading & sharing TUMBUHAN DAN KESEHATAN
0 comments:
Post a Comment